Category : Artikel, Published by HDI Bangun Karakter Indonesia, Published at Thursday, August 11th, 2022
H. D. Iriyanto
www.bangunkarakterbangsa.com
(Inspirator Metamorphosis; Dosen Univ. AMIKOM Yogyakarta)
Salam Metamorfosa, Salam Perubahan…
Hampir dua pekan ini kita telah memasuki tahun baru Hijriyah, 1 Muharam 1444 H. Momen pergantian tahun ini menjadi bermakna, jika kita gunakan untuk dua hal. Mengevaluasi apa pun yang telah kita perjuangkan dan kita capai. Serta menyusun resolusi atau target baru terkait dengan hal-hal apa saja ingin kita perjuangkan dan ingin kita raih pada masa-masa mendatang.
Dalam tataran individu, sudah sepantasnya jika kita memiliki tekad dan semangat untuk melakukan perbaikan atau perubahan diri. Bolehlah kita sebut dengan metamorfoself. Apa yang ingin dicapai, diraih, atau diwujudkan dalam setahun ke depan. Hal apa saja yang mesti diperbaiki atau ditingkatkan pada kurun waktu setahun ke depan. Maka kali ini, saya mengajukan pertanyaan kepada Anda, ‘siap melakukan metamorself atau tidak sama sekali?’
Para pembaca yang siap berubah menjadi lebih baik…
Pergantian tahun memang tidak akan membawa pengaruh apa pun, bila tidak ada niat dan hasrat pada diri kita untuk melakukan perubahan, atau hal-hal yang baru. Maka rutinitas dan stagnasi bisa dianggap sebagai musuhnya perubahan, musuhnya metamorfoself. Karena rutinitas dan stagnasi bisa membelenggu atau memenjarakan seseorang. Siapa pun orang itu.
Orang-orang yang terjebak pada rutinitas dan stagnasi, tanpa sempat tersadar untuk melakukan perubahan, pada umumnya tidak akan kemana-mana. Tidak pernah naik kelas. Meskipun mereka berjalan, namun hanya berjalan di tempat. Kendati mereka melakukan aktivitas, namun hasilnya tak pernah maksimal. Kelelahannya tidak akan mengantarkan mereka pada bertambahnya langkah dan jangkauan.
Bagi Anda yang berniat dan berhasrat melakukan perubahan, selaras dengan semangat metamorfoself, hal-hal berikut ini layak Anda pertimbangkan untuk dihijrahkan.
Silakan Anda bandingkan. Orang yang lebih banyak berpikir negatif, sempit, dan salah, apa yang bisa dilakukan dan dihasilkan? Apakah sama dengan orang yang membiasakan diri dengan berpikir positif, luas, dan benar? Apakah sama cara mereka mengatasi persoalan atau masalah yang menimpanya?
Tentu saja berbeda. Orang-orang dengan cara berpikir positif, luas, dan benar, bakal lebih kreatif, sabar, dan tekun dalam menghadapi setiap persoalan. Sehingga tidak akan kehilangan akal. Sangat berbeda dengan orang-orang yang terbiasa berpikir negatif, sempit, dan salah. Mereka cenderung mudah patah semangat dan putus asa.
Namun bagi yang beraliran hidup untuk makan, orientasinya adalah untuk menikmati apa pun jenis makanan yang ada. Tanpa dipilih dan dipilah. Aji mumpung biasanya menyertai ke manapun dia pergi. Kalau sedang berada di jamuan makan, mereka belumlah berhenti makan sebelum seluruh hidangan ternikmati.
Itu hanya sekedar contoh. Selebihnya, orientasi hidup manusia bisa dibedakan menjadi empat macam. To have (saya dapat apa), to do (saya mengerjakan apa), to be (saya berperan apa), dan to change (saya bisa mengubah apa). Untuk ke depan, manakah orientasi hidup yang hendak Anda pilih?
Ke depan, setiap orang tidak bisa lagi hanya menunggu dan berharap datangnya bantuan atau pertolongan dari pihak lain. Kita semua harus makin prigel dalam mencari jalan keluar atas problematika yang menghampiri kita. Apakah itu dalam skala kecil maupun dalam skala besar. Proses-proses yang normatif dan prosedural kadang perlu dilompati untuk menyelesaikan persoalan yang lebih besar dan darurat.
Hadirnya tahun baru hijriyah kali ini masih berada pada situasi pandemi. Kendati situasinya sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan setahun yang lalu. Berbagai aktivitas yang dilakukan masyarakat sudah tidak lagi terbatas. Mobilitas warga masyarakat sudah Kembali menggeliat.
Kendati demikian, beragam ikhtiar dan doa tetap harus kita perbanyak dan perluas. Tidak terkecuali dengan menghijrahkan ketiga hal di atas, agar kehadiran dan peran kita di tengah masyarakat menjadi semakin bermakna. Semakin berkemampuan untuk menciptakan perubahan yang lebih baik. Siapkah Anda bermetamorfoself saat ini, atau tidak sama sekali? Keep spirit & change your life.
HDI (Human Development & Investment) Management Centre lahir dari sebuah tekad besar untuk berperan dan terlibat langsung dalam proses perubahan sumber daya manusia Indonesia yang lebih berkarakter, yakni SDM yang memiliki leadership, entrepreneurship, dan spirituality yang handal. Dengan leadership seseorang memiliki kecerdasan mengelola segala urusan. Melalui entrepreneurship seseorang memiliki kecerdasan ekonomi. Sedang dengan spirituality seseorang memiliki kecerdasan hidup.
Menjadi pembangun dan pengembang karakter dan kompetensi SDM Indonesia yang terpercaya dan bersahabat, dalam rangka mewujudkan kemandirian, kesejahteraan, dan kejayaan bangsa