MENGASAH RASA CINTA (Edisi Senin, 4 September 2017)

MENGASAH RASA CINTA (Edisi Senin, 4 September 2017)

Category : Artikel, Published by admin, Published at Tuesday, January 30th, 2018


Salam Metamorfosa, Salam Perubahan…

 

Dalam sepekan terakhir, kabar memilukan yang datang dari Rakhine Myanmar tera-sa menyesakkan dada. Kaum minoritas muslim yang tinggal di wilayah itu terus-menerus didera perlakuan yang amat sangat tidak manusiawi, bahkan cenderung biadab. Beberapa tayangan video pelecehan, penindasan, dan penyiksaan yang sempat saya lihat, langsung saya hapus karena saking tidak tahannya saya meli-hatnya.

 

Ketika manusia sudah kehilangan rasa cinta, kejahatan perilakunya jauh lebih bia-dab ketimbang binatang. Ajaran agama yang menuntun manusia untuk menebar be-las kasih pada sesama, berperilaku santun, serta mengayomi tiba-tiba lepas terke-lupas dari diri pribadi manusia. Esensi kemanusiaan yang bersemayam tiba-tiba be-rubah wujud menjadi perangai dan tabiat iblis.

 

Para pembaca yang siap berubah menjadi lebih baik…

 

Rasa cinta yang bersemanyam dan termanifestasikan dalam perilaku nyata, sesung-guhnya merupakan representasi salah satu sifat kemuliaan Allah Swt yang dianu-gerahkan kepada umat manusia. Namun jika rasa cinta telah berubah menjadi ben-ci dan permusuhan, akibat buruknya juga tidak alang kepalang. Manusia menjadi kehilangan rasa welas asih dan berubah perangai dan tabiatnya menjadi brutal, kejam, dan sadis.

 

Agar rasa cinta tetap tumbuh dan terpelihara dengan baik pada diri kita, aspek-aspek berikut ini layak untuk kita asah setiap saat.

 

Pertama, asahlah dan pelihara terus sikap care (peduli) terhadap sesama. Sikap ini bisa kita wujudkan dengan menaruh perhatian dan kepedulian pada sesama. Mulai dari berdoa, bersimpati, sampai dengan membantu memecahkan masalah yang tengah menimpa pihak lain. Untuk kasus yang tengah dialami kaum muslim Rohing-ya, minimal kita mohonkan kepada Allah agar umat Muslim yang menjadi korban kebiadaban militer dan sipil Myanmar bisa tergolong sebagai syuhada.

 

Kedua, asahlah dan pelihara terus kesediaan untuk share (berbagi) dengan sesa-ma. Berbagi di sini bisa berupa berbagi ide atau gagasan, suasana hati, pengalam-an, tempat, peran, dan harta benda. Berangkatnya Menlu kita ke Myanmar, dan permohonan pemerintah Turki agar Bangladesh membuka pintu perbatasan bagi pe-ngungsi Rohingya, merupakan contoh bagaimana share itu dilakukan.

 

Adapun yang ketiga, asahlah dan pelihara terus semangat untuk berbuat fair (adil), baik pada diri sendiri maupun orang lain. Maknanya tidak lain, perlakukan diri sendiri maupun orang lain secara proporsional sesuai dengan haknya masing-masing. Karena itu kendalikan dan tempatkan ego diri, serta nafsu kebinatangan  kita pada tempat yang pas, agar tidak menguasai diri kita berbuat aniaya. Apakah itu terhadap diri sendiri, terlebih lagi pada orang lain.

 

Sedangkan yang keempat, asahlah dan pelihara terus sikap dare (berani) dalam me-wujudkan kebenaran dan melawan kezaliman. Aspek ini mendorong kita untuk ti-dak membiarkan orang-orang yang kita cintai terjerumus dalam perbuatan sesat, maupun mengalami penganiayaan dan penindasan. Terus menyuarakan agar militer dan sipil Myanmar menghentikan perbuatan biadabnya, atau memberi sanksi diplo-matik, merupakan wujud dari sikap berani tersebut.

 

Dengan demikian, rasa cinta sesungguhnya teramat mulia. Sebab memiliki dimensi yang luas bagi terpeliharanya nilai-nilai kemanusiaan. Sehingga, jangan pernah me-ngerdilkan rasa cinta itu yang seolah-olah hanya sebatas pada pencurahan syahwat antara laki-laki dan perempuan saja. Semoga Anda sepakat dengan pendapat saya. Keep spirit & change your life.

 

*artikel ini telah dimuat di harian Republika

Sejujurnya Tentang Kami

HDI (Human Development & Investment) Management Centre lahir dari sebuah tekad besar untuk berperan dan terlibat langsung dalam proses perubahan sumber daya manusia Indonesia yang lebih berkarakter, yakni SDM yang memiliki leadership, entrepreneurship, dan spirituality yang handal. Dengan leadership seseorang memiliki kecerdasan mengelola segala urusan. Melalui entrepreneurship seseorang memiliki kecerdasan ekonomi. Sedang dengan spirituality seseorang memiliki kecerdasan hidup.

Visi dan Misi

Menjadi pembangun dan pengembang karakter dan kompetensi SDM Indonesia yang terpercaya dan bersahabat, dalam rangka mewujudkan kemandirian, kesejahteraan, dan kejayaan bangsa

  • Membangun dan mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM Indonesia yang lebih berkarakter, yaitu yang memiliki leadership, entrepreneurship, dan spirituality yang handal
  • Menjalin kemitraan dengan siapa pun dalam upaya membangun dan mengembangkan kapasitas SDM Indonesia yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat, bermental kaya dan berkelimpahan, serta memiliki moral dan etika yang tinggi
  • Mendermakan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian yang Allah titipkan, semaksimal mungkin selalu berada di jalan Allah, untuk mewujudkan kualitas perikehidupan manusia yang diberkahi Allah

Berita Terkini

5 ETAPE MEMBANGUN KARAKTER Published at Wednesday, August 31st, 2022
METAMORFOSELF : KINI Atau TIDAK SAMA SEKALI Published at Thursday, August 11th, 2022
LANGKAH JITU MENGHEBATKAN TIM KERJA Published at Wednesday, August 3rd, 2022
CARA PRAKTIS MENUMBUHKAN KEBIASAAN BARU Published at Wednesday, July 27th, 2022
5 RUMUS Untuk BANGKIT Published at Wednesday, July 27th, 2022

Alamat

HDI Management Centre
Jl. Margo Utomo, Mejing Lor, Ambarketawang, Gamping
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55294
Email: hdimanagementcentre@gmail.com
Telepon: (0274) 454-6649
HP: 0811-256-368
Fax: (0274) 798-283