Category : Artikel, Published by admin, Published at Tuesday, January 30th, 2018
Salam Metamorfosa, Salam Perubahan…
Hari Jumat pekan lalu saya didaulat untuk memberi inspirasi insan-insan perpajak-an di kantor KPP Pratama Wonosari. Agenda ini merupakan bagian dari program ICV (Internalisasi Corporate Value) yang dilaksanakan secara berkala. Kali ini mereka memilih tema ‘Cegah Korupsi Dimulai dari Diri Sendiri’ yang dikaitkan dengan peri-ngatan hari Anti Korupsi Sedunia yang jatuh pada 9 Desember 2017.
Dijelaskan oleh pimpinan KPP Pratama Wonosari bahwa tema Cegah Korupsi Dimu-lai dari Diri Sendiri merupakan tema yang lebih punya greget. Sebab mencegah itu telah mewujud dalam bentuk tindakan nyata. Sehingga bisa disebut memiliki level yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sekedar anti korupsi, yang terkesan masih dalam bentuk semangat atau pun sikap.
Para pembaca yang siap berubah menjadi lebih baik…
Tindakan korupsi dalam bentuk apa pun pasti menimbulkan kerugian bagi pihak la-in, kendati yang melakukannya seringkali dianggap mendapatkan keuntungan. Na-mun benarkah orang-orang yang korupsi itu mendapatkan keuntungan yang sebe-narnya? Apakah uang, harta benda, atau fasilitas yang dikorupsi tersebut sungguh-sungguh membuat pelakunya hidup aman, nyaman, damai, tenteram, dan bahagia? Akal sehat dan nurani yang jernih pasti bisa menjawabnya dengan tepat.
Mencegah korupsi memang tidak mudah, apalagi jika seseorang telah berada pada lingkungan yang korup. Namun bukan berarti tidak bisa atau mustahil dilakukan. Lalu dari mana kita memulai dan menggunakan cara seperti apa mencegah korupsi itu sanggup kita lakukan?
Mencegah korupsi itu memang harus dimulai dari diri kita sendiri dan keluarga. Ma-ka, perkuat pertahanan diri kita dan keluarga dari beragam godaan korupsi, dengan terus mempertebal keyakinan bahwa korupsi itu merupakan perbuatan yang ter-amat keji. Keji bagi agama, keji pula bagi kemanusiaan.
Sedangkan cara mencegah korupsi bisa dimulai dengan mendengarkan alarm bawa-an kita sejak lahir, yakni hati nurani. Sebab hati nurani inilah pengingat kita yang paling setia menyertai kita kemana pun kita pergi. Jika hati nurani kita merasa ti-dak nyaman dengan perbuatan yang berpotensi melahirkan korupsi, maka jangan teruskan. Hentikan saat itu juga. Tidak perlu mencari-cari alasan pembenar.
Cara berikutnya adalah ikuti prinsip menjemput rizqi Allah yang halal dengan cara yang halal. Sebab hanya dengan prinsip inilah rizqi yang kita peroleh bakal men-datangkan keberkahan Allah Swt. Sehingga berapa pun rizqi yang kita terima, Allah pasti mencukupkannya buat memenuhi kebutuhan dan keinginan kita.
Jika kita memiliki hasrat untuk bisa mendapatkan rizqi yang lebih banyak, maka tetaplah dalam koridor keberkahan Allah Swt. Jangan pernah mau mengikuti bujuk rayu syetan dengan menghalalkan segala cara. Tapi tingkatkan kemampuan, krea-tivitas, dan reputasi kita agar kita pantas mendapatkan rizqi yang lebih banyak, na-mun masih tetap dengan cara yang benar.
Dan yang ketiga, tingkatkan keberanian kita untuk menolak ajakan berbuat korup-si, baik yang datang dari sesama manusia maupun dari syetan. Kekhawatiran kehi-langan pekerjaan, kehilangan jabatan, atau terputusnya penghasilan tidak boleh menutup keyakinan kita akan kemahabesaran Allah Swt. Karena sesungguhnya yang memberi kita pekerjaan, jabatan, dan penghasilan adalah Allah Swt. Manusia hanya sekedar lantaran bagi kita dalam mendapatkan pekerjaan, jabatan, dan pengha-silan.
Sanggupkah Anda mencegah korupsi yang dimulai dari diri Anda dan keluarga? Keep spirit & change your life.
HDI (Human Development & Investment) Management Centre lahir dari sebuah tekad besar untuk berperan dan terlibat langsung dalam proses perubahan sumber daya manusia Indonesia yang lebih berkarakter, yakni SDM yang memiliki leadership, entrepreneurship, dan spirituality yang handal. Dengan leadership seseorang memiliki kecerdasan mengelola segala urusan. Melalui entrepreneurship seseorang memiliki kecerdasan ekonomi. Sedang dengan spirituality seseorang memiliki kecerdasan hidup.
Menjadi pembangun dan pengembang karakter dan kompetensi SDM Indonesia yang terpercaya dan bersahabat, dalam rangka mewujudkan kemandirian, kesejahteraan, dan kejayaan bangsa