Category : Artikel, Published by admin, Published at Tuesday, March 20th, 2018
Salam Metamorfosa, Salam Perubahan…
Saat saya masih duduk di bangku SD, saya pernah melihat sebuah keganjilan yang terjadi di lapangan bola. Sebelum pertandingan dimulai, tiba-tiba ada orang yang masuk ke dalam lapangan, dan tanpa malu-malu (maaf) ngencingin mistar gawang. Karena nggak paham, saya pun bertanya kepada paman saya yang notabene pemain bola. Menurut paman saya, yang melakukan itu adalah petaruh yang menginginkan musuh dari tim yang dibela mengalami apes, sehingga bisa dikalahkan dengan mudah.
Kendati hal itu termasuk sesuatu yang tidak masuk akal, namun itulah cara yang boleh jadi diyakini oleh petaruh sebagai strategi yang jitu untuk membuat tim lawan bertekuk lutut. Seiring dengan pertumbuhan usia saya, saya pun kian paham bahwa dalam setiap pertandingan, persaingan, atau kompetisi ternyata selalu melibatkan adu strategi dari masing-masing pihak. Memang ada yang menggunakan strategi sehat dan ada pula yang menggunakan strategi tidak sehat.
Para pembaca yang siap berubah menjadi lebih baik…
Dewasa ini adu strategi pada bidang apa pun menjadi kian seru dan kian menarik untuk dipelajari. Mulai dari adu strategi yang tergolong biasa-biasa saja sampai dengan adu strategi yang terbilang luar biasa mengejutkan, karena tak pernah terbayangkan sebelumnya. Dan situasi di lapangan menunjukkan bahwa pemilik strategi yang cerdiklah yang bakal menuai kemenangan.
Dalam dunia bisnis, misalnya, adu strategi memang selalu terjadi dalam situasi apa pun. Baik saat daya beli konsumen lagi baik maupun saat lagi lesu. Para pelaku bis-nis sepertinya meyakini betul bahwa selalu ada celah untuk bisa memenangi persa-ingan. Bukti di lapangan menunjukkan bahwa selalu ada produk atau perusahaan yang berjaya menguasai pasar dalam kondisi seperti apa pun.
Kreatif dan inovatif menjadi kata kunci yang amat menentukan dalam urusan adu strategi ini. Kita ambil contoh bagaimana ‘pertempuran’ yang tengah terjadi anta-ra Go-Jek versus Grab. Kedua jasa transportasi on-line ini tidak pernah berhenti berinovasi.
Sebagaimana ditulis majalah SWA, menurut penuturan Nadiem Makarim (sang pen-diri Go-Jek), sampai saat ini ia telah memiliki 250.000 mitra driver, baik untuk la-yanan Go-Ride (sepeda motor) maupun Go-Car (mobil). Akhir tahun 2018 ini ia me-narget menjadi 350.000 mitra driver. Acuan utama pengembangan Go-Jek bertum-pu pada tiga hal, yakni kecepatan, inovasi, dan dampak sosial.
Lain Go-Jek lain pula Grab. Jika Go-Jek lebih rajin meluncurkan layanan baru, ma-ka Grab lebih memilih untuk agresif pada bidang transportasinya. Pemain yang telah lebih dulu beroperasi di regional Asia Tenggara ini lebih memilih melebarkan pasarnya. Disebutkan oleh Ridzki Kramadibrata, Direktur Pengelola Grab, saat ini Grab telah beroperasi di 100 kota di Indonesia. Sementara Go-Jek baru di 50 kota.
Kedua pemain di atas, dengan strateginya masing-masing, terbukti telah melim-bungkan penyedia jasa transportasi konvensional yang telah lama malang melin-tang. Penolakan yang dilakukan para driver taksi konvensional di banyak kota be-berapa waktu yang lalu menunjukkan betapa mereka merasa terancam dengan kehadiran jasa transportasi on-line ini.
Maka benar kata Prof. Clayton M. Christensen, jika bisnis hanya fokus pada inovasi berkelanjutan (sustaining innovation) sudah tidak lagi memadai. Bisnis hari ini dan ke depan harus berupaya keras untuk melakukan inovasi disruptif (disruptive inno-vation) sebagai bekal untuk beradu strategi. Siapkah bisnis Anda beradu strategi dengan cara yang benar-benar baru? Keep spirit & change your life.
HDI (Human Development & Investment) Management Centre lahir dari sebuah tekad besar untuk berperan dan terlibat langsung dalam proses perubahan sumber daya manusia Indonesia yang lebih berkarakter, yakni SDM yang memiliki leadership, entrepreneurship, dan spirituality yang handal. Dengan leadership seseorang memiliki kecerdasan mengelola segala urusan. Melalui entrepreneurship seseorang memiliki kecerdasan ekonomi. Sedang dengan spirituality seseorang memiliki kecerdasan hidup.
Menjadi pembangun dan pengembang karakter dan kompetensi SDM Indonesia yang terpercaya dan bersahabat, dalam rangka mewujudkan kemandirian, kesejahteraan, dan kejayaan bangsa