Category : Artikel, Published by admin, Published at Tuesday, January 30th, 2018
Salam Metamorfosa, Salam Perubahan…
Dari atas perahu klotok yang membawa saya menyusuri pedalaman Kalimantan Se-latan, saya melihat pemandangan yang mengingatkan pada masa kecil saya. Seke-lompok anak dengan tawa ria bersenda gurau di air sungai yang tergolong keruh. Mereka sama sekali tidak peduli seberapa bersih air yang mereka gunakan untuk mandi sambil bermain. Persis seperti masa kanak-kanak saya yang suka mandi sam-bil belajar renang di saluran irigasi belakang rumah.
Dalam benak saya pun berkesimpulan, itulah cara anak-anak merasakan bahagia, sebagaimana yang pernah saya rasakan pada masa kecil dulu. Bagi anak-anak pada umumnya, bahagia itu ternyata mudah, murah, dan tidak ribet. Bahagia acapkali tidak membutuhkan syarat apa pun. Memang hari ini mereka bisa saja berantem, tapi keesokan harinya mereka sudah bisa bercengkerama kembali.
Para pembaca yang siap berubah menjadi lebih baik…
Saat usia Anda semakin bertambah, seperti apa Anda merasakan bahagia? Apakah masih semudah, semurah, dan setidak ribet masa kanak-kanak Anda dahulu? Atau yang terjadi justru sebaliknya, merasa bahagia itu menjadi kian sulit Anda dapat-kan? Jika Anda merasa kian sulit untuk mendapatkan rasa bahagia, boleh jadi Anda perlu menyimak kisah singkat berikut ini.
Suatu malam Fulan sedang mencari sesuatu di halaman rumahnya. Rupanya apa yang dilakukan Fulan sudah diamati cukup lama oleh tetangganya. Maka te-tangganya pun menanyakan kepada Fulan apa yang sebenarnya sedang dicari. Fulan pun menjawab bahwa dia sedang mencari kunci almari yang hilang di dalam rumah. Tetangganya kemudian minta penjelasan mengapa Fulan mencarinya di halaman rumah, sedangkan kunci tersebut hilangnya di dalam rumah. Fulan pun beralasan, karena di dalam rumah suasananya gelap, sementara di halaman rumah suasananya lebih terang.
Kisah singkat itu memberi pelajaran kepada kita, betapa susahnya Fulan menemu-kan kunci almarinya ketika ia keliru mencarinya. Demikian pula dengan rasa baha-gia. Ia akan susah kita temukan jika kita keliru mencarinya. Kata orang-orang bi-jak, rasa bahagia itu sesungguhnya ada di dalam diri kita, bukan di luaran sana.
Oleh sebab itu, agar Anda bisa menjadi lebih mudah bahagia, temukan sumber ra-sa bahagia itu di dalam diri Anda sendiri. Pertama, sumber rasa bahagia itu adalah bersyukur. Sudahkah Anda berterima kasih kepada Allah Swt atas segala yang telah Anda miliki, bukan pada apa yang belum Anda punyai? Sudahkah Anda berterima kasih kepada Sang Pencipta atas kondisi Anda yang senyatanya, bukan pada angan-angan yang sering membuat Anda kecewa?
Sumber rasa bahagia yang kedua adalah berbagi. Sudahkah Anda membagikan seba-gian harta Anda, pengetahuan Anda, tenaga Anda, atau perhatian Anda kepada se-sama? Jika porsinya masih terlampau kecil, besarkanlah. Jika frekuensinya masih tergolong jarang, seringkanlah. Jika area wilayahnya masih terlalu sempit, luaskan-lah.
Adapun sumber rasa bahagia yang ketiga adalah berbakti. Sudah tepatkah bakti Anda kepada Allah Swt, kepada orangtua Anda, kepada keluarga Anda, kepada ne-gara dan bangsa Anda? Jika kadar bakti Anda masih kurang, maka tambahkanlah. Jika bobot bakti Anda masih ringan, maka beratkanlah. Jika ketulusan bakti Anda masih rendah, maka tingkatkanlah.
Cukupkah dengan tiga sumber rasa bahagia tersebut? Boleh jadi belum cukup. Na-mun dengan mengaktualisasikan tiga sumber rasa bahagia tadi, sekurang-kurangnya kita bisa lebih memahami bahwa selalu ada cara untuk bisa bahagia. Setuju? Keep spirit & change your life.
HDI (Human Development & Investment) Management Centre lahir dari sebuah tekad besar untuk berperan dan terlibat langsung dalam proses perubahan sumber daya manusia Indonesia yang lebih berkarakter, yakni SDM yang memiliki leadership, entrepreneurship, dan spirituality yang handal. Dengan leadership seseorang memiliki kecerdasan mengelola segala urusan. Melalui entrepreneurship seseorang memiliki kecerdasan ekonomi. Sedang dengan spirituality seseorang memiliki kecerdasan hidup.
Menjadi pembangun dan pengembang karakter dan kompetensi SDM Indonesia yang terpercaya dan bersahabat, dalam rangka mewujudkan kemandirian, kesejahteraan, dan kejayaan bangsa