Category : Artikel, Published by admin, Published at Tuesday, January 30th, 2018
Salam Metamorfosa, Salam Perubahan…
Pada suatu malam pak Tidaryanto (putra Panglima Besar Soedirman) bertutur peri-hal ayahandanya. Ketika itu Bung Karno meminta Pak Dirman untuk berobat demi kesembuhan sakitnya. “Mas Dirman, perhatikan kesehatan Anda. Saat ini mas Dir-man perlu berobat untuk mengupayakan kesembuhan. Jika perlu berobat ke luar negeri, biarlah Negara yang membiayai.”
Di luar dugaan Bung Karno, Panglima Soedirman menjawab begini. “Bung Karno, Soedirman memang sedang sakit. Tetapi panglima perang tidak merasa sakit. Ia harus terus berjuang bersama prajurit menjaga dan mengawal kemerdekaan negeri ini. Tak boleh sejengkal pun mundur dari medan perang, karena ini persoalan men-jaga harkat dan martabat bangsa.”
Para pembaca yang siap berubah menjadi lebih baik…
Sebuah teladan tentang pengorbanan telah ditunjukkan dan dicontohkan dengan sangat mulia oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman. Beliau rela mengorbankan kesehatan dirinya demi membela kepentingan nusa dan bangsa. Beliau juga rela mengorbankan kepentingan keluarganya, demi membela kepentingan yang jauh le-bih besar.
Pengorbanan adalah sebuah kata yang sarat nilai. Ia mudah sekali diucapkan, teta-pi tidak mudah untuk dijalani. Namun Jenderal Soedirman telah memberi kita pela-jaran yang amat berharga. Tak akan pernah ada capaian besar atau prestasi yang spektakuler, tanpa menyertakan pengorbanan di dalamnya.
Dengan kata lain, dalam menjalani profesi atau aktivitas apa pun, pengorbanan se-lalu dibutuhkan. Bagi seorang pemimpin, misalnya, pengorbanan perlu dilakukan agar orang-orang yang dipimpinnya rela dan siap melakukan apa-apa yang telah digariskan oleh sang pemimpin. Bagi anak buah, pengorbanan juga diperlukan agar tujuan atau target kelompok yang telah disepakati bersama bisa diwujudkan sesuai rencana.
Bagi seorang guru, pengorbanan perlu dilakukan agar murid-murid bisa tumbuh dan berkembang sesuai talenta masing-masing, sehingga mereka bisa mencapai hasil akhir yang terbaik. Bagi seorang murid, pengorbanan juga perlu dilakukan agar ti-dak merasa berat ketika harus mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru kepa-da dirinya. Demikianlah seterusnya pada profesi atau aktivitas lainnya.
Lantas pada saat ini pengorbanan apa yang siap Anda lakukan untuk mewujudkan kehidupan dan masa depan yang lebih baik? Apakah pikiran Anda, perhatian Anda, tenaga Anda, atau harta benda Anda? Jika Anda telah berketetapan hati untuk me-lakukan pengorbanan, maka yang pertama kali perlu Anda sadari adalah apa yang tengah Anda lakukan mesti diorientasikan bagi pihak lain. Bukan untuk diri Anda sendiri.
Yang kedua, Anda juga perlu tulus melakukannya. Artinya, jika Anda benar-benar berniat melakukan pengorbanan, maka tidak perlu berharap-harap apa yang bakal Anda peroleh. Persis seperti ketika Anda (maaf) buang air besar. Anda pasti tidak lagi peduli, berkeberatan, atau merasa kehilangan atas kotoran yang telah Anda lepaskan bukan?
Sayangnya, seiring dengan perubahan jaman, esensi laku pengorbanan sudah kian mengalami pergeseran. Hari ini lebih banyak orang yang memikirkan apa yang saya peroleh, dibandingkan dengan pengorbanan apa yang bisa saya lakukan. Semoga sa-ya, Anda, dan kita semua tidak dengan sengaja membuang semangat pengorbanan ke kotak sampah, karena dianggap sudah tidak berguna. Keep spirit & change your life.
HDI (Human Development & Investment) Management Centre lahir dari sebuah tekad besar untuk berperan dan terlibat langsung dalam proses perubahan sumber daya manusia Indonesia yang lebih berkarakter, yakni SDM yang memiliki leadership, entrepreneurship, dan spirituality yang handal. Dengan leadership seseorang memiliki kecerdasan mengelola segala urusan. Melalui entrepreneurship seseorang memiliki kecerdasan ekonomi. Sedang dengan spirituality seseorang memiliki kecerdasan hidup.
Menjadi pembangun dan pengembang karakter dan kompetensi SDM Indonesia yang terpercaya dan bersahabat, dalam rangka mewujudkan kemandirian, kesejahteraan, dan kejayaan bangsa