Category : Artikel, Published by admin, Published at Tuesday, January 30th, 2018
Salam Metamorfosa, Salam Perubahan…
Setelah lebih dari tiga puluh tahun meninggalkan dunia tari, akhirnya harus kemba-li berkiprah lagi. Bersama adik-adik mahasiswa dan teman-teman alumni, saya tu-rut memeriahkan pentas wayang kolaborasi dalam rangka peringatan Dies Natalis Universitas Gadjah Mada pada Sabtu pekan kemarin. Lakon yang dipilih berjudul Rama Bargawa.
Sebagai satria penegak hukum di kerajaan Maespati, Rama Bargawa harus mengha-dapi persoalan yang teramat pelik. Pada satu sisi ia harus menegakkan hukum yang seadil-adilnya, namun pada sisi yang lain ia juga harus menyelamatkan ibunya yang telah dituduh berbuat serong dengan para punggawa kerajaan Maespati. Masalah pun bertambah rumit, karena yang menuduh ibunya berbuat serong tidak lain ada-lah ayahnya sendiri.
Para pembaca yang siap berubah menjadi lebih baik…
Kisah Rama Bargawa yang ditampilkan dalam bentuk wayang kolaborasi, antara wa-yang orang dan wayang kulit, menyiratkan sebuah pelajaran tentang konflik kepen-tingan (conflict of interest). Sebuah konflik yang tidak mudah penyelesaiannya, namun sangat mungkin menerpa atau dialami oleh siapa pun. Mulai dari yang ber-skala kecil sampai dengan yang berskala amat besar.
Dalam panggung kehidupan modern saat ini conflict of interest juga menjadi masa-lah yang sulit terhindari. Masalah ini bisa saja terjadi pada lingkup pemerintahan atau birokrasi, lingkup bisnis atau perniagaan, lingkup sosial kemasyarakatan, lingkup politik dan keamanan, maupun pada lingkup -lingkup kehidupan lainnya.
Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan agar conflict of interest ini semaksimal mung-kin bisa kita hindari? Jika pada akhirnya konflik ini menerpa kita juga, solusi seper-ti apa yang bisa kita ambil?
Yang pertama-tama bisa kita lakukan agar terhindar dari conflict of interest adalah dengan menjalani peran kita seutuhnya. Artinya saat kita memiliki peran dalam ke-hidupan bermasyarakat dan bernegara, maka jalani peran tersebut dengan segala konsekuensinya. Yakni berupa kewajiban, kewenangan, dan hak yang melekat pada peran tersebut. Tidak usah melewati atau melebihi konsekuensi tersebut, dan tidak pula mengurangi atau berada di bawah standar konsekuensi tersebut.
Kedua, tempatkan kepentingan pribadi secara benar dan proporsional. Boleh jadi Anda masih ingat kisah khalifah Umar yang hanya menggunakan pelita yang sangat kecil nyalanya. Ketika sang Amirul Mu’minin ini ditanya oleh salah seorang pega-wai, mengapa Anda tidak menggunakan lampu yang lebih besar nyalanya? Maka sang Khalifah menjawab bahwa ia sedang mengerjakan urusan pribadi, sehingga ti-dak pantas menggunakan fasilitas negara.
Sedang yang ketiga, bila pada akhirnya kita harus mengalami conflict of interest ini, maka kembalilah pada prinsip bahwa kepentingan yang lebih besar atau lebih utamalah yang harus didahulukan. Atau jika mungkin, carilah solusi kreatif untuk bisa mencari solusi atas konflik tersebut. Dalam cerita Rama Bargawa di atas, Rama Bargawa memilih untuk membuang ibunya ke dalam hutan belantara. Sebab ia tak mungkin membunuh ibunya sendiri sebagai hukuman atas kesalahan yang telah di-perbuatnya. Dan lebih tidak mungkin lagi jika ia harus meletakkan hukum negara di bawah kepentingan pribadinya.
Itulah pelajaran dari sebuah kisah yang ditampilkan dalam bentuk wayang kolabo-rasi, yang begitu indah dan sarat makna. Semoga menginspirasi kita semua. Keep spirit & change your life.
HDI (Human Development & Investment) Management Centre lahir dari sebuah tekad besar untuk berperan dan terlibat langsung dalam proses perubahan sumber daya manusia Indonesia yang lebih berkarakter, yakni SDM yang memiliki leadership, entrepreneurship, dan spirituality yang handal. Dengan leadership seseorang memiliki kecerdasan mengelola segala urusan. Melalui entrepreneurship seseorang memiliki kecerdasan ekonomi. Sedang dengan spirituality seseorang memiliki kecerdasan hidup.
Menjadi pembangun dan pengembang karakter dan kompetensi SDM Indonesia yang terpercaya dan bersahabat, dalam rangka mewujudkan kemandirian, kesejahteraan, dan kejayaan bangsa