Category : Artikel, Published by admin, Published at Tuesday, January 30th, 2018
Salam Metamorfosa, Salam Perubahan…
Selepas maghrib pada Rabu yang lalu, umat Islam sudah mulai menapaki tahun baru 1439 H. Meski geliat penyambutan tahun baru ini tidak seheboh tahun baru masehi, namun bukan berarti tanpa makna apa-apa. Momentum tahun baru ini sudah sela-yaknya untuk kita jadikan pijakan guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Kehidupan yang lebih produktif dan lebih bermanfaat.
Agar kehidupan kita bisa menjadi lebih baik, lebih produktif, dan lebih bermanfaat, kita perlu mewaspadai suatu sikap yang kontra produktif terhadap keinginan terse-but. Sikap itu bernama complacency, yakni sikap cepat puas terhadap apa-apa yang telah dilakukan, diraih, atau diberikan.
Para pembaca yang siap berubah menjadi lebih baik…
Dalam pandangan saya sikap bersyukur dan complacency sangatlah berbeda. Orang yang bersyukur adalah orang yang berterima kasih atas segala pemberian Allah da-lam wujud apa pun. Namun setelah itu, tetaplah berikhtiar untuk mencapai sesuatu yang lebih baik lagi. Sedang complacency atau sikap lekas puas, justru sering men-jadi penyebab seseorang tidak lagi bergairah untuk melakukan, meraih, atau mem-beri yang lebih baik lagi.
Orang yang terkena sikap complacency, sering merasa cukup atas apa-apa yang telah dilakukan, diraih, atau diberikan. Mereka sering menggunakan idiom nrima ing pandum (pasrah nerima sesuai jatah), meskipun penerapan idiom tersebut tidak sepenuhnya benar. Pemahaman semacam ini tentu saja bertentangan dengan wasi-at Rasulullah saw, yang menyatakan bahwa hari ini harus lebih baik daripada kema-rin, serta hari esok harus lebih baik daripada hari ini.
Agar complacency tidak mendera Anda, hal-hal berikut ini perlu Anda ketahui. Per-tama, potensi dan kemampuan yang Allah Swt berikan kepada Anda masih belum Anda gunakan secara optimal. Prof. Kazuo Murakami, ahli genetika keturunan Je-pang, bahkan menyimpulkan bahwa rata-rata manusia baru menggunakan 5 sampai 10 persen dari kapasitas terpasang. Artinya, masih sangat besar kapasitas yang An-da miliki yang belum Anda gunakan.
Kedua, menjadi lebih baik, lebih bermanfaat, dan lebih sukses, adalah hak setiap pribadi. Maka jadikan ketiganya sebagai target hidup yang terus Anda upayakan dari waktu ke waktu. Belajar, berlatih, dan mencoba adalah aktivitas yang Anda perlukan untuk mewujudkan ketiganya. Sebab lewat aktivitas belajar, berlatih, dan mencoba, pikiran Anda, keterampilan Anda, dan keberanian Anda bakal terasah dengan baik. Semakin sering Anda asah maka semakin tajam pula pikiran Anda, ke-terampilan Anda, dan keberanian Anda.
Adapun yang ketiga, secara spiritual upaya untuk terus berikhtiar menjadi lebih ba-ik dari waktu ke waktu sudah barang tentu bakal mendatangkan pahala yang lebih banyak dari Allah Swt. Karena Allah Swt menyukai hamba-Nya yang memiliki amal progresif, yakni yang konsisten menjadikan amalnya lebih baik walaupun sedikit demi sedikit.
Dengan demikian, memiliki sikap tidak lekas puas sebagai lawan dari complacency, bukanlah sikap yang kurang bersyukur. Apalagi sikap tidak lekas puas ini diorienta-sikan dalam rangka mewujudkan hidup dan kehidupan yang lebih baik, lebih ber-manfaat, dan lebih sukses.
Percayalah, Allah Swt tidak pernah menghalangi hamba-Nya untuk menaikkan kelas hidup dan kehidupannya. Kalau Anda sudah yakin, segeralah buang jauh-jauh sikap complacency dari diri Anda. Tunggu apa lagi..!? Keep spirit & change your life.
HDI (Human Development & Investment) Management Centre lahir dari sebuah tekad besar untuk berperan dan terlibat langsung dalam proses perubahan sumber daya manusia Indonesia yang lebih berkarakter, yakni SDM yang memiliki leadership, entrepreneurship, dan spirituality yang handal. Dengan leadership seseorang memiliki kecerdasan mengelola segala urusan. Melalui entrepreneurship seseorang memiliki kecerdasan ekonomi. Sedang dengan spirituality seseorang memiliki kecerdasan hidup.
Menjadi pembangun dan pengembang karakter dan kompetensi SDM Indonesia yang terpercaya dan bersahabat, dalam rangka mewujudkan kemandirian, kesejahteraan, dan kejayaan bangsa