Category : Artikel, Berita, Gallery, Published by Dwiyono Iriyanto, Published at Thursday, January 4th, 2018
Salam Metamorfosa, Salam Perubahan…
Semasa kecil, aktivitas rekreatif yang paling sering saya lakukan adalah pergi ke pasar. Selain tidak berbayar, aktivitas itu memberi saya banyak pengetahuan dan pengalaman menarik. Salah satu di antaranya adalah saya mengamati bahwa penju-al yang sukses menyedot perhatian banyak orang untuk mengunjungi lapaknya ada-lah penjual yang piawai bicara.
Saat saya telah dewasa, saya juga mendapati realita bahwa orang-orang hebat yang pernah saya temui, nyaris semuanya adalah orang-orang yang piawai bicara. Mulai dari teman kuliah, tokoh masyarakat, ulama, pejabat publik, aktivis politik, pengu-saha, dokter, sampai pada kepala negara dan kepala pemerintahan. Mereka semua adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan, kecakapan, dan sikap berbicara yang sangat andal.
Para pembaca yang siap berubah menjadi lebih baik…
Anda tidak usah heran jika kemampuan berbicara benar-benar mampu menda-tangkan manfaat dan hasil yang luar biasa. Silakan bisa Anda tanya kepada orang-orang yang pernah mendatangkan public speaker atau MC berkelas lokal, nasional, apalagi internasional. Berapa banyak honorarium yang harus mereka bayarkan ke-pada pembicara publik tersebut. Pastinya amat menggiurkan.
Seorang public speaker atau MC yang mampu ‘menyihir’ audien untuk mengikuti apa yang sedang ia katakana, bukanlah sebuah kebetulan. Ini adalah suatu keca-kapan dalam memenuhi kebutuhan otak akan bahasa dan komunikasi, sebagaimana dijelaskan oleh Simon Lancaster.
Pria yang berprofesi sebagai penulis pidato (speech writer) berbagai politisi dan CEO top dunia ini menjelaskan adanya keterkaitan antara otak, bahasa, dan komu-nikasi. Otak reptil atau instinctive brain lebih bisa merespon bahasa dan komuni-kasi dengan baik, jika seorang pembicara menggunakan metafora, menyertainya dengan senyum dan humor, mengembangkan rasa empati, dan berusaha mengingat nama orang yang ada di antara audien.
Sedangkan otak emosi atau emotional brain bisa menanggapi dengan baik jika cara berkomunikasinya seorang pembicara kepada audien menggunakan cerita yang sa-rat emosi, menceritakan pengalaman pribadi, menanamkan nilai-nilai kehidupan, mengungkapkan kata-kata positif, serta memanfaatkan kata-kata hiperbolik. Maka bisa dipahami jika para pendongeng atau story teller seolah-olah bisa menghipnotis audiennya untuk diam dan mendengarkan kisah-kisah yang dipaparkannya.
Berbeda dengan dua bagian otak di atas, otak logika atau logical brain bisa meneri-ma pesan-pesan yang disampaikan seseorang, bila hal-hal yang dikomunikasikannya mengandung alasan yang masuk akal, menggunakan data dan angka, memakai ke-kuatan perspektif, serta penyampaian pesannya dikemas menjadi ringkas dan pa-dat. Maka bisa dimengerti jika presentasi Steve Jobs dinilai banyak orang sebagai presentasi yang sangat menarik, karena pesan-pesan yang ditampilkan melalui slide sangat ringkas dan padat.
Sekarang, apa pun profesi Anda saat ini, renungkan dengan baik judul tulisan saya kali ini. Bicaralah, maka Anda menjadi hebat. Nggak percaya? Silakan lihat iklannya Helmy Yahya. Hanya untuk belajar bicara layaknya seorang profesional, Anda mesti merogoh kocek lebih dari tiga juta rupiah untuk waktu sehari saja. Jadi? Ayo perba-iki cara dan gaya bicara Anda sekarang juga. Keep spirit & change your life.
HDI (Human Development & Investment) Management Centre lahir dari sebuah tekad besar untuk berperan dan terlibat langsung dalam proses perubahan sumber daya manusia Indonesia yang lebih berkarakter, yakni SDM yang memiliki leadership, entrepreneurship, dan spirituality yang handal. Dengan leadership seseorang memiliki kecerdasan mengelola segala urusan. Melalui entrepreneurship seseorang memiliki kecerdasan ekonomi. Sedang dengan spirituality seseorang memiliki kecerdasan hidup.
Menjadi pembangun dan pengembang karakter dan kompetensi SDM Indonesia yang terpercaya dan bersahabat, dalam rangka mewujudkan kemandirian, kesejahteraan, dan kejayaan bangsa