Category : Artikel, Published by admin, Published at Thursday, September 6th, 2018
Salam Metamorfosa, Salam Perubahan…
Ketika saya dan istri sedang membahas topik Menjadi Orangtua Sukses Jaman Now di salah satu radio swasta di Yogyakarta, seorang ibu bertanya lewat WA. Dia ber-cerita bahwa anaknya yang duduk di bangku SMA minta dibelikan kamera yang bagus untuk mendukung hobinya dalam bidang fotografi. Anaknya juga bilang kalau dia mau jadi youtuber’s. Si ibu ini pun bertanya, apa itu youtuber’s dan apakah dia mesti membelikan kamera yang diminta sang anak.
Setelah saya jelaskan apa itu youtuber’s, si ibu tadi pun kian mantap untuk meme-nuhi permintaan sang anak. Dia siap membelikan kamera yang bagus untuk anaknya agar keinginan menjadi youtuber’s bisa terwujud. Coba Anda ingat, adakah keingi-nan menjadi seorang youtuber’s sudah dimiliki anak-anak Anda pada satu atau dua dasawarsa sebelumnya?
Para pembaca yang siap berubah menjadi lebih baik…
Tidak perlu diragukan lagi, profesi menjadi youtuber’s bakal benar-benar diminati oleh anak-anak kita kini dan ke depan. Demikian pula dengan profesi menjadi chef, sineas, animator, ataupun digital marketing. Profesi-profesi yang sudah saya sebut tadi diramalkan bakal menjadi primadona baru, kendati pada masa lalu profesi ter-sebut jarang dikenal orang.
Dunia dan jaman memang sudah berubah sedemikian rupa. Para ahli memberi isti-lah dengan sebutan jaman inovasi disruptif (disruptive innovation). Munculnya temuan-temuan baru yang berbasis teknologi informasi, dengan cepatnya mero-bohkan atau menenggelamkan pemain-pemain lama.
Tahun 1800-an menjadi tahun kejayaan bisnis batubara yang menjadikan bisnis ke-reta api atau steam boat berkibar luar biasa. Bergeser ke tahun 1900-an di mana perekonomian dunia digerakkan oleh industrialisasi, maka investasi untuk mendiri-kan pabrik dilakukan dimana-mana. Ketika memasuki era 2000-an, dunia sudah ber-ubah dengan wajahnya yang sama sekali baru. Data menjadi bahan baku utama ke-giatan ekonomi, sedang penggeraknya berupa komputer dan mesin.
Menyikapi kondisi perubahan yang begitu cepat, siapa pun bakal berhadapan de-ngan dua pilihan : berbenah atau terlempar menjadi sampah. Bagi yang mengambil opsi berbenah, maka keunggulan adaptif harus terus menerus dibangun dan disem-purnakan setiap waktu.
Menurut Boston Consulting Group, keunggulan adaptif (adaptive advantage) diba-ngun atas tiga hal. Pertama, readiness. Yakni kesiapan dalam menghadapi perubah-an. Ini terkait dengan kesiapan orangnya, kesiapan proses, kesiapan fasilitas, mau-pun kesiapan peralatannya.
Yang kedua, responsiveness. Yaitu kesegeraan dalam menyikapi perubahan. Ini me-liputi kecepatan berpikir, kecepatan bertindak, dan kecepatan memberi solusi. Se-dang yang terakhir adalah resilience. Yakni memperkuat hal-hal yang menjadikan individu/organisasi mampu bertahan menghadapi perubahan. Ada tiga hal yang per-lu sungguh-sungguh diperkuat: karakter, kompetensi, dan kultur kerja profesional.
Adapun yang memilih opsi kedua, terlempar menjadi sampah, lambat atau cepat bakal mengalami nasib yang serupa dengan para pemain yang telah tumbang lebih dulu. Dulu Kodak memang berjaya, tapi kini? Dulu Nokia juga berkibar, tapi kini? Dulu Yahoo juga hebat, tapi kini? Berkaca dari nasib mereka, akankah Anda berdi-am diri saat perubahan menjadi semakin cepat lajunya? Pikirkan dengan bijaksana. Keep spirit & change your life.
HDI (Human Development & Investment) Management Centre lahir dari sebuah tekad besar untuk berperan dan terlibat langsung dalam proses perubahan sumber daya manusia Indonesia yang lebih berkarakter, yakni SDM yang memiliki leadership, entrepreneurship, dan spirituality yang handal. Dengan leadership seseorang memiliki kecerdasan mengelola segala urusan. Melalui entrepreneurship seseorang memiliki kecerdasan ekonomi. Sedang dengan spirituality seseorang memiliki kecerdasan hidup.
Menjadi pembangun dan pengembang karakter dan kompetensi SDM Indonesia yang terpercaya dan bersahabat, dalam rangka mewujudkan kemandirian, kesejahteraan, dan kejayaan bangsa