Category : Artikel, Published by admin, Published at Monday, August 24th, 2020
H .D. Iriyanto
www.bangunkarakterbangsa.com
(Inspirator Metamorphosis; Dosen Univ. AMIKOM Yogyakarta)
Salam Metamorfosa, Salam Perubahan…
Belum lama ini, saya dan tim diminta melakukan potential review bagi seluruh pegawai Perumdam (perusahaan umum daerah air minum). Sebelumnya institusi ini lebih dikenal dengan nama PDAM (perusahaan daerah air minum).
Dari hasil potential review ini diharapkan bisa diperoleh pemetaan (mapping) para pegawai yang lebih rasional. Sehingga pembinaan dan penguatan kapasitas personal bisa lebih tepat sasaran.
Jika hasil potential review ini dipadukan dengan kinerja riil pegawai, diperolehlah empat peta pegawai. Pertama, potensi dan kinerjanya sama-sama rendah, atau sering disebut sebagai ‘kayu mati’ (dead wood).
Kedua, potensinya rendah namun kinerjanya bagus, atau sering diberi istilah ‘sapi’ (cow). Yang ketiga kebalikannya, potensinya tinggi namun kinerjanya buruk. Ini yang dinamakan pegawai/karyawan bermasalah (trouble employee).
Dan yang terakhir, baik potensinya maupun kinerjanya, keduanya sama-sama tinggi atau bagus. Inilah yang disebut ‘bintang’ (star). Jenis pegawai/karyawan yang amat dicari atau dibutuhkan.
Para pembaca yang siap berubah menjadi lebih baik…
Dari empat kategori peta pegawai di atas, maka dua diantaranya patut untuk kita kaji lebih jauh. Yakni yang berposisi sebagai ‘sapi’ (cow) dan sebagai pegawai/ karyawan bermasalah (trouble employee).
Mengapa orang yang potensinya rendah, tapi kinerjanya bisa bagus? Dan sebaliknya, mengapa orang yang potensinya tinggi, namun kinerjanya jadi buruk?
Penyebabnya tentu bisa sederhana, namun bisa juga kompleks dan rumit. Tetapi yang hampir semua orang setuju, penyebab yang utama adalah motivasi alias dorongan yang melatarbelakangi orang melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Orang dengan potensi rendah, namun memiliki motivasi yang tinggi untuk terus memperbaiki diri, hasil akhirnya adalah kinerja yang bagus. Sebaliknya, orang yang memiliki potensi yang tinggi namun motivasinya lemah, pada akhirnya hanya menghasilkan kinerja yang buruk.
Oleh sebab itu merawat motivasi agar bisa makin berkobar, tidak bisa dianggap sepele. Kendati masih banyak pimpinan institusi, organisasi, atau perusahaan yang meremehkan aspek motivasi ini. Sehingga ketika harus menyelenggarakan training, porsi materi motivasi amatlah minim, bahkan kadang-kadang malah ditiadakan.
Terkait dengan arti pentingnya merawat motivasi, baik untuk diri sendiri maupun untuk anggota tim, kita bisa melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
Yang pertama, pastikan kita dan tim kita punya alasan yang sangat kuat mengapa harus termotivasi saat hendak dan sedang mengerjakan sesuatu. Alasan tersebut bisa positif, bisa juga negatif.
Yang positif, misalnya ingin bisa menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, sehingga sisa waktu yang ada bisa dipakai untuk melakukan aktivitas berikutnya. Ada pun yang negatif, seperti tidak ingin perusahaannya colaps atau bangkrut. Karena hal ini bakal berdampak buruk bagi diri dan anggota keluarganya.
Merawat motivasi juga bisa kita lakukan dengan menambah asupan yang berenergi tinggi dan positif bagi jiwa kita. Seperti membaca buku, berbincang dan bergaul dengan orang-orang yang kesehariannya lebih banyak berpikir positif dan penuh semangat.
Bisa juga dengan menonton tayangan-tayangan video yang menggugah motivasi. Dengan melakukan hal-hal tersebut, hormon serotonin dalam otak kita ternyata bisa bertambah, yang pada akhirnya membuat kita merasa senang dan bahagia.
Sedang yang ketiga, dengan menyadari sepenuhnya bahwa motivasi adalah energi pembangkit yang berkekuatan luar biasa. Ia mampu mengubah tantangan menjadi peluang, serta mengubah hal-hal yang tak mungkin menjadi mungkin.
Telah banyak bukti di lapangan bahwa dengan motivasi dan optimisme yang tinggi, banyak penderita sakit menjadi lebih cepat sembuhnya. Orang yang sedang stress menjadi lebih mudah pulihnya.
Setiap keberhasilan, sekecil dan sesederhana apa pun, layak untuk dirayakan. Selain sebagai wujud penghargaan pada diri sendiri, merayakan keberhasilan bisa menyebarkan resonansi positif pada orang lain.
Merayakan sebuah keberhasilan tidak harus dengan cara yang berlebihan. Beri hadiah pada diri sendiri, nraktir keluarga atau teman, atau memposting foto dan info keberhasilan di media sosial, bisa menjadi pilihan Anda.
Mulailah membiasakan diri untuk mencatat/menulis apa saja yang hendak Anda raih. Terutama untuk target jangka pendek. Karena hal ini akan secara teratur memotivasi Anda.
Setelah itu, ceritakanlah kepada orang lain. Bukan untuk menyombongkan atau membanggakan diri. Namun untuk memancing tumbuhnya rasa malu dalam diri, andai apa yang telah diceritakan tidak mampu diraihnya.
Dari kelima langkah praktis tersebut, mana yang siap segera Anda tunaikan? Bergegaslah sebelum terlambat. Keep spirit & change your life.
HDI (Human Development & Investment) Management Centre lahir dari sebuah tekad besar untuk berperan dan terlibat langsung dalam proses perubahan sumber daya manusia Indonesia yang lebih berkarakter, yakni SDM yang memiliki leadership, entrepreneurship, dan spirituality yang handal. Dengan leadership seseorang memiliki kecerdasan mengelola segala urusan. Melalui entrepreneurship seseorang memiliki kecerdasan ekonomi. Sedang dengan spirituality seseorang memiliki kecerdasan hidup.
Menjadi pembangun dan pengembang karakter dan kompetensi SDM Indonesia yang terpercaya dan bersahabat, dalam rangka mewujudkan kemandirian, kesejahteraan, dan kejayaan bangsa